Alhamdulillah, kemarin hari Sabtu kami sempat berjalan-jalan mengunjungi Kita Urawa Kouen. Rombongan kami bermaksud untuk berolahraga sambil mencari kehangatan sinar matahari yang beberapa hari sebelumnya cuaca terasa sangat dingin. Kondisi badan agak kurang sehat karena perubahan cuaca dari iklim tropis ke iklim subtropis membuat beberapa bagian tubuhku mengalami gejala penyimpangan. Maaf, ini bukan penyimpangan yang selama ini identik dengan syahwat. Selain itu, saya mengalami penurunan kondisi tubuh diakibatkan penyesuaian pola makan serta indera perasa yaitu mulut dan bibir pada beberapa makanan yang disajikan di Urawa Center.
Saya kurang tahu apakah gejala ini hanya terjadi pada diri saya atau bahkan menjadi gejala umum dari beberapa rekan yang sebelumnya pernah mengikuti diklat di Urawa Center. Sejak saya tulis catatan pada blog saya ini, yang saya ketahui beberapa rekan yang mengalami juga mengalami gejala sama yang sama. Pagi itu saya tahan rasa sakit yang sebenarnya harus segera dicarikan obatnya. Tapi harus kemana saya pergi??? hari ini masih terlalu pagi untuk mencari supermarket.
Saya tidak ambil pusing dengan kondisi bibir saya. Teman-teman berencana untuk pergi keluar untuk sekedar mencari udara pagi sambil mencari keringat melepaskan kepenatan setelah menempuh ujian placement test kemarin. Maklum untuk angkatan Haru Tanki Kenshuu Urawa JF kali ini, pesertanya sebagian sudah menginjak 40 tahun keatas jadi untuk urusan Kanji mereka taihen wasuremashita. Tes kemarin rada-rada susah... bahan ujian terdiri dari soal-soal N3 dan N2. N2 saja masih berulang-ulang kali ikut tes belum juga lulus... Apalagi ini sekarang diujikan??? Hadeeeeehhhh
Ampun saya dah.....
Perjalanan ke kouen sangat menyenangkan karena di tengah perjalanan kami bertemu MAMAchan... panggilan kesayangan untuk nenek orang Jepang. Kebetulan dia juga ingin pergi ke kouen, rasanya sangat menyenangkan karena ada orang Jepang yang kita temani. Dan beliau juga sangat perhatian menanyakan asal kami, sedang apa kami di urawa??? dan pertanyaan-pertanyaan lainnya sehingga membuat kami semua merasa akrab. Apalagi, rekan kami Pak Ao orangnya sangat ramah dan suka bercanda jadi suasananya semakin hangat.
Maaf ya, sandal hitam produk indonesia .... jadi malu ketahuan sandal bututnya
pak Ao akhirnya bisa juga serius.... tarik nafas pak!!!!
ja, minasama isshouni uta o utaimashou.... genki ni naru youni uta o utaimashou
Setelah berolahraga dengan para kaum manula di kouen, acara dilanjutkan dengan bernyanyi bersama ojichan dan obachan. Mereka mengajarkan kami lagu untuk awet muda... Ha... apa saya tidak salah dengar ya? Saya sendiri baru tahu kalo resep rahasia manula sehat ala Jepang salah satunya adalah lagu awet muda. Dalam benak saya apakah mereka bernyanyi supaya awet muda atau bagaimana??
Pertanyaan saya belum sempat mereka jawab karena saya pikir acara seperti ini jangan diganggu. Toh, nanti mereka akan cerita sendiri karena kaum manula di Jepang merupakan kelompok yang sangat ramah dan baik hati. Ketika kita tanya kepada mereka tentang sesuatu hal tanpa kita suruh mereka akan sebaik-baik mungkin memberikan jawaban dan tentunya bahasa mereka walaupun agak susah dimengerti tapi setidaknya mereka memberikan perhatian kepada kami.
Begitu pula dengan ojichan yang menyanyikan lagu di sebelah saya. Dia mengisahkan bahwa orang manula di Jepang sangat mensyukuri nikmat Tuhan karena diberi umur panjang. Karena mereka juga butuh sosialisasi dan komunikasi maka, mereka melakukan kegiatan senam sambil bercengkerama dengan teman-teman sebaya mereka. Kalau di Indonesia kaum manula setahu saya juga diberdayakan semacam ini, namun setahu saya masih sangat kurang karena pokok permasalahan bagi kamu manula di Indonesia masih menjadi problem yang tinggi. Di Indonesia angka harapan hidup sangat rendah dibandingkan di Jepang. Orang Indonesia paling banter di antara 60-65 tahun sedangkan di Jepang bisa mencapai 80-85 tahun. Wow, banyak juga selisihnya ya?
Soal kesejahteraan hidup kaum manula Jepang dan Indonesia juga berbeda. Indonesia jaminan hidup untuk kaum manula paling banter fasilitas kesehatan. Nah, kalau di Jepang dengar-dengar saja ya! mereka mampu untuk dipekerjakan di sektor-sektor pelayanan semisal tukang bersih2 apartemen, jalan, fasum, tukang stop2 di jalan, dan berbagai sektor yang lain semisal petani, perkebunan dan peternakan. Dan jaminan untuk hidup serta beraktivitas sama seperti hak warag negara Jepang pada umumnya... ya dapat pensiun, jatah asuransi, kesehatan bahkan ada pula yang ditanggung kematiannya.
Yah,kalo berbicara mengenai Indonesia setidaknya kita memang harus menarik nafas dalam-dalam. Sampai kapan Indonesia mampu mengejar ketertinggalan dengan negara Jepang? Yah, jawabannya siapa kalo tidak kita sendiri yang akan menjawabnya....
Kouen kecil di apartemen sebelah Urawa Center....
Pohon-pohon besar di tepi jalan diikat dengan tali.... takut ditebang orang kali ya??? xixixi...
Nih yang TPA di Jepang... Bersih banget............. jangan2 sudah diloakkan ya he2.....
Kalo mau jadi tukang loak di Jepang pasti cepat kaya ya??? tuh yang merah nganggur....
Ja, minasan tunggu kabar saya selanjutnya ya....
besok nantikan perjalanan kisah ke Hikawa Jinja dan Oumiya City Owkeh...
Mata ne.....